MINYAK BUMI DAN PETROKIMIA
Sebelum mempelajari materi Minyak Bumi, amati terlebih dahulu video berikut :
a. Pembentukan Minyak Bumi
a. Pembentukan Minyak Bumi
Menurut teori
Dupleks minyak dan gas bumi berasal dari hewan dan tumbuhan yang telah mati
yang mengendap di dasar laut dan tertutup lumpur sehingga membentuk fosil.
1.
Teori
bahwa minyak bumi berasal dari tumbuhan dikemukakan oleh ilmuwan Perancis, P.
G. Macquir, pada tahun 1758.
2.
Minyak
bumi berasal dari hewan dikemukakan oleh J. P. Lesley tahun 1865.
Berdasarkan teori
pembentukannya, zat organik yang mengendap di dasar laut menyebar secara
bertahap ke dalam batuan lempung yang halus, terakumulasi (terperangkap dalam
batuan sedimen) dan terkonsentrasi di sana. Endapan ini mendapat tekanan dan
panas yang besar, sering terimpit dan bergerak bersamaan dengan bergeraknya
kerak bumi. Endapan ini berupa campuran hidrokarbon yang komplek. Campuran yang
berfase cair disebut minyak bumi dan yang berfase gas disebut gas alam.
Minimal minyak
bumi terbentuk setelah 2 juta tahun, ada yang terbentuk setelah 1000 juta tahun
dan bahkan 2500 juta tahun. Setelah terbentuk minyak bumi ini akan bergerak
melalui celah-celah lapisan batuan, sehingga untuk mendapatkannya harus
dilakukan pengeboran.
Untuk membantu memahami proses pembentukan minyak bumi pelajari video berikut ini :
Untuk membantu memahami proses pembentukan minyak bumi pelajari video berikut ini :
1.
Melihat
petunjuk di permukaan bumi. Minyak bumi biasanya ditemukan di bawah permukaan
yang berbentuk kubah.
2.
Melakukan
survei seismik untuk menentukan struktur batuan di bawah permukaan tersebut.
3.
Melakukan
pengeboran kecil untuk menentukan ada atau tidaknya minyak bumi. Kemudian
diteliti seberapa besar jumlahnya.
Pengeboran minyak
bumi di lepas pantai dilakukan dengan dua cara yaitu :
1.
Menanamkan
jalur pipa di dasar laut dan memompa minyak bumi ke darat.
2.
Membuat
anjungan, minyak bumi akan dibawa oleh kapal tanker menuju daratan.
c.
Komponen Minyak Bumi
Minyak bumi hasil
pengeboran masih berupa minyak mentah atau Crude
oil yang mengandung berbagai zat kimia. Komponen utama minyak bumi adalah
hidrokarbon. Kadar unsur karbon dalam minyak bumi bumi mencapai 80% - 85% dan
sisanya merupakan campuran hidrogen dan unsur lain seperti nitrogen, belerang
dan oksigen.
Hidrokarbon
yang terkandung dalam minyak bumi yaitu :
1.
Golongan
alifatik, yaitu golongan alkana rantai normal dan bercabang, seperti n-heptana
dan isooktana. Alkana rantai normal merupakan komponen utama penyusun minyak
bumi.
2.
Golongan
alisiklik, yaitu golongan sikloalkana (alkana rantai tertutup), seperti
siklobutana, siklopentana dan sikloheksana. Umumnya dalam minyak bumi terdapat
campuran antara siklopentana dan sikloheksana.
3.
Golongan
aromatik, yaitu benzena dan turunannya sepeti toluen (metil benzena).
d.
Pengolahan Minyak Bumi
Simak video pengolahan minyak bumi berikut ini :
Untuk memperoleh materi yang berkualitas baik dan sesuai dengan kebutuhan, minyak mentah perlu diolah dengan proses :
Untuk memperoleh materi yang berkualitas baik dan sesuai dengan kebutuhan, minyak mentah perlu diolah dengan proses :
1. Destilasi
bertingkat (penyulingan).
Merupakan
pemisahan campuran berdasarkan perbedaan titik didih komponen-komponen
penyusunnya.
Proses penyulingan
:
a. Minyak mentah
dipanaskan pada suhu > 3500C, sehingga terjadi penguapan. Minyak
yang tidak menguap menjadi residu (meliputi aspal dan arang minyak bumi).
Minyak yang menguap masuk ke kolom pendingin bersuhu 3500C dan
mencair menjadi minyak pelumas, lilin atau vaselin, dan keluar ke penampung
residu yang teruapkan.
b. Uap yang tidak
mencair masuk ke kolom pendingin 2500C–3500C. Minyak
solar akan mencair dan keluar ke penampungan.
c. Uap yang tidak
mencair masuk ke kolom pendingin 1800C–2500C. Kerosin
(minyak tanah) akan mencair dan keluar ke penampungan.
d. Uap dengan titik
didih < 1800C masuk ke pendingin 1400C – 1800C.
Nafta (bensin berat) akan mencair dan keluar ke penampungan.
e. Uap dengan titik
didih < 1400C masuk ke pendingin 700C – 1400C.
Bensin akan mencair dan keluar ke penampungan.
f. Uap dengan titik
didih < 700C masuk ke pendingin 200C – 700C.
Petroleum eter akan mencair dan keluar ke penampungan.
g. Pendingin suhu 200C
– 700C merupakan pendingin suhu kamar. Hasil akhir berupa gas yang tadinya
larut dalam minyak mentah.
2. Cracking
Adalah
penguraian / pemecahan
molekul senyawa hidrokarbon yang besar menjadi molekul yang lebih kecil.
Misalnya pengubahan solar (kerosin) menjadi bensin.
3. Reforming
(isomerisasi)
Adalah
pengubahan bentuk molekul bensin yang bermutu kurang baik (rantai karbon
normal) menjadi bensin yang bermutu lebih baik (rantai karbon bercabang).
4. Polimerisasi
Adalah
penggabungan molekul kecil menjadi molekul besar. Misalnya, penggabungan
isobutena dengan isobutana menjadi isooktana yang merupakan bensin berkualitas
tinggi.
5. Treating
Adalah
proses pemurnian minyak bumi dengan menghilangkan pengotornya berupa senyawa
organik yang mengandung unsur S, N, O, air dan logam. Pengotor dipisahkan
dengan cara :
a. Copper sweetening,
adalah proses penghilangan pengotor yang dapat menimbulkan bau yang tidak
sedap.
b. Acid treatment,
adalah proses penghilangan lumpur dan perbaikan warna.
c. Desulfurizing,
adalah proses penghilangan unsur belerang.
6. Blending.
Adalah
proses pencampuran atau penambahan zat aditif untuk meningkatkan bilangan oktan
seperti TEL, MTBE, etanol dan metanol.
e.
Bensin dan Bilangan Oktan
Komponen utama
bensin adalah n-heptana (C7H16) dan isooktana (C8H18).
Kualitas bensin ditentukan oleh kandungan isooktana yang dikenal dengan istilah
bilangan oktan.
Kandungan
isooktana pada bensin berfungsi untuk :
1.
Mengurangi
ketukan (knocking) pada mesin.
2.
Meningkatkan
efisiensi pembakaran.
Selain memperbesar
kandungan isooktana, bilangan oktan bensin dapat ditingkatkan dengan :
1.
TEL
(Tetra Ethyl Lead).
TEL
memiliki rumus molekul Pb(C2H5)4. Pada saat
terjadi pembakaran di dalam mesin logam Pb akan dibebaskan dalam bentuk senyawa
PbBr2. Logam Pb menimbulkan masalah lingkungan karena Pb merupakan
logam berat yang berbahaya bagi kesehatan.
2.
MTBE
(Methyl Tertier Buthyl Ether).
Senyawa
MTBE tidak mengandung Pb, tetapi tetap berbahaya bagi lingkungan karena sulit
diuraikan oleh mikroorganisme.
3.
Etanol.
Etanol
dapat meningkatkan efisiensi pembakaran bensin. Etanol tidak mengandung Pb dan
dapat terurai oleh mikroorganisme
f.
Kegunaan Minyak Bumi dan Residunya
Kegunaan Minyak Bumi dan Residunya
Gambar skema
proses pengolahan minyak bumi
Hasil penyulingan minyak bumi :
1.
Gas
(C1 – C4) dengan titik didih < 200C.
Sebagai
bahan bakar elpiji (komponen utamanya propana dan butana) dan bahan baku untuk
sintesis senyawa organik.
2.
Bensin/
gasolin (C5 - C10) dengan titik didih 700C
– 1400C.
Sebagai
bahan bakar kendaraan bermotor.
3.
Nafta
(C6 – C10) dengan titik didih 1400C – 1800C.
Digunakan
untuk sintesa senyawa organik untuk pembuatan plastik, karet sintetis,
deterjen, obat, cat, bahan pakaian dan kosmetik.
4.
Kerosin
(C11 – C14) dengan titik didih 1800C – 2500C.
Digunakan
untuk bahan bakar pesawat udara dan kompor paraffin.
5.
Minyak
solar dan diesel (C15 – C17) dengan titik didih 2500C – 3500C.
Digunakan
sebagai bahan bakar kendaraan bermesin diesel, minyak solar untuk kendaraan
mesin diesel rotasi tinggi, sedangkan minyak diesel untuk rotasi sedang/
rendah, disamping sebagai bahan bakar tungku di industri.
6.
Minyak
pelumas (C18 – C20) dengan titik didih > 3500C.
Digunakan
sebagai minyak pelumas.
7.
Lilin
(> C20) dengan titik didih
> 3500C.
Sebagai
lilin paraffin untuk membuat lilin, kertas pembungkus berlapis lilin, lilin
batik, korek api, dan bahan pengkilap seperti semir sepatu.
8.
Minyak
bakar (> C20) dengan titik didih
> 3500C.
Bahan
bakar di kapal, industri pemanas dan pembangkit listrik.
9.
Bitumen
(> C40) dengan titik didih
> 3500C.
Materi
aspal jalan dan atap bangunan. Aspal juga digunakan sebagai lapisan anti
korosi, isolasi listrik dan pengedap suara pada lantai.
g.
Industri Petrokimia
Pelajari video berikut tentang industri petrokimia :
Industri petrokimia adalah industri pembentukan senyawa-senyawa kimia dengan menggunakan fraksi dari minyak bumi. Bahan-bahan petrokimia tersebut dapat digolongkan ke dalam plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, berbagai jenis obat dan vitamin.
Industri petrokimia adalah industri pembentukan senyawa-senyawa kimia dengan menggunakan fraksi dari minyak bumi. Bahan-bahan petrokimia tersebut dapat digolongkan ke dalam plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, berbagai jenis obat dan vitamin.
Hampir semua jenis
bahan petrokimia berasal dari 3 jenis bahan dasar yaitu olefin, aromatika dan
gas sintetis.
1.
Olefin.
Olefin
merupakan bahan dasar petrokimia yang paling utama. Olefin yang paling banyak
diproduksi adalah etena, propena, butena dan butadiena. Olefin umumnya terbuat
dari etana, propana, nafta atau minyak gas melalui proses perengkahan
(cracking).
2.
Aromatika.
Aromatika
adalah benzena dan turunannya. Aromatika dibuat dari nafta (C6 – C10)
melalui proses reforming. Aromatika yang terpenting adalah benzena (C6H6),
toluena (C6H5CH3) dan xilena (C6H4(CH3)2).
3.
Gas
sintetis.
Gas
sintetis adalah campuran dari karbon monoksida (CO) dan hidrogen (H2).
Gas sintetis dibuat melalui proses :
a. Steam Reforming.
Campuran
metana (gas bumi) dan uap air dipanaskan pada suhu dan tekanan tinggi dengan
bantuan katalisator.
CH4 (g) + H2O
(g) → CO (g) + 3 H2
(g)
b. Oksidasi Parsial.
Metana
direaksikan dengan sejumlah terbatas oksigen pada suhu dan tekanan tinggi.
CH4 (g) + O2
(g) → 2 CO (g) + 4 H2
(g)
h.
Dampak Pembakaran Bahan
Bakar
Salah satu dampak pembakaran bahan bakar adalah polusi udara. Untuk lebih
jelasnya perhatikan tayangan berikut :
Salah satu dampak pembakaran bahan bakar adalah polusi udara. Untuk lebih
jelasnya perhatikan tayangan berikut :
1.
Karbon
dioksida (CO2).
Gas CO2
tidak berbahaya bagi kesehatan, tetapi pada konsentrasi tinggi (10% - 20%)
dapat menyebabkan pingsan. Kelebihan kandungan CO2 di udara dapat
menahan sinar inframerah yang dipancarkan bumi sehingga mengakibatkan efek
rumah kaca.
2.
Karbon
monoksida (CO).
Berasal
dari pembakaran tidak sempurna, CO tidak berwarna dan tidak berbau, tetapi sangat
beracun. Kadar CO 100 bpj menyebabkan sakit kepala, sesak nafas dan pingsan.
Dalam waktu 4 jam dapat menimbulkan kematian. CO dapat berikatan dengan Hb,
sehingga kemampuan darah mengikat oksigen berkurang.
3.
Oksida
belerang (SO2 dan SO3).
Oksida
belerang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor, asap
industri dan pembakaran batu bara. Dalam jumlah besar gas SO2 dapat
merusak saluran pernafasan. SO2 jika bereaksi dengan oksigen dan air
dapat menyebabkan hujan asam yang berbahaya bagi lingkungan.
4.
Oksida
nitrogen (NO dan NO2).
Gas NO
dihasilkan dari pembakaran bahan bakar
kendaraan bermotor dan aktivitas industri. Gas NO di udara dapat teroksidasi
membentuk NO2. Gas NO2 menyebabkan gangguan kesehatan
berupa gangguan pernafasan dan mata terasa perih. Gas NO2 jika
bereaksi dengan air hujan akan menyebabkan hujan asam.
5.
Logam
timbal.
Timbal
dapat mencemari udara. Pb bersifat racun karena masuk ke dalam peredaran darah
dan merusak syaraf otak.
0 komentar:
Posting Komentar